Rabu, 09 Desember 2015

eror 404





Aku menuliskan ini dari desakan beberapa rasa yang tiba-tiba menyenggol ruang kerja kepala. Atau sebut saja, aku terlalu malu untuk memberitahumu bahwa aku rindu. Entah berapa juta detik lalu, mata kita pernah beradu, lalu merakam setiap gambarmu dalam retinaku. Jarak memang pendesak. Hingga ku alami irama sesak, itu pertanda bahwa rindu sudah beranak pinak. Dan kali ini aku mempersilahkan aksaraku untuk berbisik pelan lewat matamu.

“Aku rindu, kamu”

Selain jarak, bukankah kepastian juga tak pernah berpihak? Aku hanya menunggu hadiah dari Tuhan, kalau-kalau bisa sesekali dipertemukan. Aku hanya menunggu hari dari Tuhan, kalau-kalau hadirmu bisa kutemukan. Aku hanya menunggu sebuah keajaiban, bahwa Tuhan setuju bahwa kita dipersatukan. Apa itu doa yang terlalu tinggi? Apa aku sudah melayang jauh beribu senti dari tanah tempatku berpijak?


Aku percaya pada takdir yang dituliskan jauh-jauh hari sebelum aku dilahirkan. Aku juga percaya bahwa perpisahan diciptakan agar terciptanya lagi pertemuan. Pertemuan dan perpisahan benar saling berkaitan. Saling berpotongan satu sama lain, antara takdirku dengan takdirmu atau juga mereka. Sehingga menciptakan seseorang dengan hati setulus dan sebaik malaikat juga seseorang lainnya yang berperan sebagai antagonisnya.


Sesungguhnya tidak ada seseorang yang benar-benar jahat dan pada dasarnya setiap orang adalah baik. Hanya saja sebab duniawilah yang menghadirkan berbagai alasan untuk mengadopsi perbuatan-perbuatan yang menyakiti berbagai pihak. Dewasa yang seharusnya adalah menerima dan berikhlas hati setiap perbuatan yang tidak mengenakan hati.


Jauh di lubuk hatiku, aku masih ingin memperjuangkanmu, masih ingin menunggumu. Tapi aku bisa melihat arti tatapan itu. Tatapan yang tidak bisa aku pungkiri bahwa tidak ada rasa disana. Mungkin memang sudah dari dulu tidak pernah ada cinta untukku. Hanya imajinasiku saja yang selalu dengan egoisnya menganggap segala perlakuanmu sebagai cinta.


Aku sadar dengan segala kekurangan yang aku miliki. Mungkin aku kurang baik, aku tidak tampan, aku kurang bisa untuk membanggakan kamu di depan teman-temanmu. Atau bahkan mungkin aku kurang lucu, aku kurang aneh, dan aku kurang gila untuk bisa menghadapi segala kegilaan di dalam hidupmu.


Aku sedang rindu kamu.
Aku sedang bernostalgia dengan beberapa hal yang pernah kita lewat.
kembali membuka chatt, dan membacanya kembali.
Sungguh Aku ingin bertemu.
Aku ingin menatap mata tajammu Atau melihat tawa kecilmu.


Aku belum ingin semua ini berakhir. Ada banyak hal yang belum selesai aku lakukan, tapii....., aku fikir aku sudah tidak punya tempat untuk itu. Kamu mengisi hatimu lagi dengan pria lamamu. ketika kamu berjalan bersamanya, ada bagian hati aku yang luka, melihat kau bersamanya hati yang luka itu semakin meradang, bahkan ketika kau menangis untuknya, ohhhh Tuhan, oke ini egois. aku terlalu cemburu.

bergantung pada doa kusampaikan rinduku padamu. Agar hanya aku dan Tuhan saja yang tahu
"I love you one more time" meskipun untuk mengharapkan hal yang sama adalah hal yang mustahil.