Selasa, 01 Agustus 2017

"Harimu"




akalku tak pernah jera, masih terpaku mengenang yang lama.

tentangmu masih ada dipikiran yang menolak lupa.

"karena kau mengakar, takan perlina."


tepat dini hari aku menulis ini,
bukan karena aku mencoba untuk jadi yang spesial bagimu.
bukan pula, aku ingin jadi yang pertama mengucapkan dihari bahagiamu.
hanya saja aku takut tak memiliki waktu lagi untuk menyampaikan ini padamu.


"mengapa dihari ini?" mungkin kau akan bertanya yang demikian.

kaupun sibuk, aku tau itu!

lagi pula aku tidak memiliki alasan spesial untuk menyapamu kemarin2.
bukankah kau juga tidak suka menerima pesan monotonku?
maka biarlah hari ini jadi alasan terkuatku untuk memberitahumu.

memberitahumu bahwa aku masih ada.

astaga! aku sampai lupa, aku malah memberitahu hal yang bahkan kaupun tak peduli. hmm

mengkilas balik sebentar saja. tidak masalahkan ?

baiklah, seperti biasa aku hanya mampu memberimu ucapan.
tanpa bunga, tanpa kado dan kejutan.

sebut saja aku terlalu pemalu dan tidak berani memberikannya padamu atau mungkin juga karena kau tidak sudi menerima apapun dari aku.

lagi pula siapa aku? bukan kekasihmu, bukan sahabatmu, bukan temanmu. Aku hanya tokoh tanpa peran kan untukmu?
apa yang kau harapkan dariku? tidak ada bukan.
aku saja yang mendesakmu untuk merasakan hal yang sama.

maaf, jika aku membuat alismu naik dan membuat hatimu geram.

jika kalimat sarkas tadi menyinggungmu itu karena aku sudah lelah berkata dengan metafora, dengan analogi yang sulit untuk kau mengerti.

baiklah kita berhenti bernostalgia, kaupun terlihat sudah muak membacanya.

maaf ya, dihari bahagiamu ini seharusnya aku memberikanmu ucapan berupa doa2 bukan malah membebani pikiranmu.
maka izinkanlah aku berdoa untukmu, tidak perlu ku sebut karena ini keiklasan. biarlah ini jadi dialog antara aku dan tuhan.

yang perlu kau tau, bukan cuma hari ini aku melibatkanmu dalam doa-doaku.
yang perlu kau, jejakmu tak pernah kemana-mana.
yang perlu kau tau, cerita tentangmu abadi terkenang sepanjang hari.


tetaplah berjalan pada alurmu, tidak masalah jika kau tak membawaku.
namun ijinkan aku untuk terus mengenangmu.
sampai nalarku tak lagi ingin ada engkau didalamnya.

percayalah, kau adalah satu2nya yang indah didalam waktu yang kita sebut masalalu.

diakhiri salam, ku hentikan celotehku atas tulisan tak bertinta ini.

semoga kau selalu dilimpahkan kebahagian oleh Allah SWT

Assalamualaikum wr.wb



- aku (buih dari kisahmu)


Dikirim oleh temanku (Instagram dan Facebook)