Minggu, 29 Mei 2016

Entah Jilid 2

Malam itu aku ingin mewujudkan keinginan dari rasa yang kian menyesakkan jantungku. Dengan sedikit keberanian. Aku mencoba menghubungimu. Mencari kontakmu yang ku temukan disebuah percakapan disalah satu jejaring sosialku. 

Ku kira semua akan sesuai dengan apa yang ku harapkan. Namun Kau masih saja bersikap dingin. Sedikit menyentuh memang. Namun Setidaknya terjawab sudah apa yang ku inginkan.
 
Untuk Berkata rindu padamu saja tak sanggup aku katakan. Entah karna hujan malam itu atau karna dinginnya sikapmu. Entahlah. Semua yang kurasa saat itu begitu dingin. Mungkin karna emosi yang membeku ini berubah jadi cair. Tiba-tiba cairan dari emosi beku tadi membasahi jiwa dan mataku.
 
Beberapa menit sudah aku bicara denganmu. Entahlah apa yang aku katakan saat itu. aku tak menyadarinya. Mungkin gurauan atau bualan yang keluar dari mulutku, atau semacamnya. Persetan dengan percaya atau tidaknya kau! yang aku rasakan saat itu aku terpukau mendengar suaramu. 

Entah setelah ini akan terjadi seperti apa? Aku tak peduli. Aku rindu suaramu itu saja. Yang terpenting saat ini bukanlah berlari dan mengejar untuk mendapatkanmu. Aku tak lagi mengharap itu! Aku hanya mengasihi hatiku ini. Hatiku? Bukan! Bukan hatiku tapi diriku. Aku lupa bahwa aku tidak lagi mempunyai hati. Satu-satunya organ vitalku yang bernama hati itu telah aku berikan kepada orang yang tak menginginkannya. Lantas telah terbuang atau dihancurkan olehnya. Entahlah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar