Senin, 14 Agustus 2017

'AMELLIA'


Biarkan kali ini aku berkata..
Walau dengan kalimat yang abstarak..
Walau dengan diksi yang porak-poranda..
Walaupun aksara-ku tidak dapat kau terima...

Layaknya Guntur berisyarat akan kemarahannya,
Disusul tangis dari awan yang tersentak mendengarnya.
Hujan itu turun, siapa peduli?
Bahkan bintang-bintang enggan menampikkan sinar..
Biarlah hujan abadi dikegelapan.
se-abadi kesedihan ini..


Aku lah korban dari kemurkaanmu..

Betapa sedihnya orang yang diusir jauh dari hidupmu.
Tidakkah kau merasa iba pada orang yang diberi luka bertubi-tubi ini?


Ya, aku lah pria dengan pikiran paling dangkal..
Mencoba menjauh darimu sejengkal saja, aku gagal..
Aku lah pria paling naif ditatap alam, paling bodoh dimatamu..
yang masih mau memperjuangkanmu padahal berulangkali menolakku.
Aku lah lelaki paling payah..
Sehingga waktu serta merta menertawai dan menghinaku..

Ya, Bagaimana tidak?
dihari yang keseribu aku masih saja tak bisa bernajak dari namamu,
Amellia.


Juni 8, 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar